Selasa, 20 Maret 2012

BAC (buku ajar cetak) Untuk Kuliah PGSD "Hakikat Belajar dan Pembelajaran di SD/MI"



Download di link bawah ini..

1. Download BAC
Jika tidak bisa.. download di link bawah ini :
2. Download BAC

Tak Terakreditasi, PTS Tak Bisa Terbitkan Ijazah


SEMARANG – Calon mahasiswa diwajibkan mengecek status akreditasi dari program studi yang dituju. Sebab akreditasi menyangkut penerbitan ijazah. Bila perguruan tinggi (PT) yang diincar belum mengantongi akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) maka pengelola kampus akan kesulitan merilis ijazah mahasiswanya.

Koordinator Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VI Jawa Tengah Prof Mustafid mengkhawatirkan, perguruan tinggi swasta (PTS) yang belum juga terakreditasi BAN akan kesulitan mengeluarkan ijazah mahasiswa yang telah lulus. Peraturan Pemerintah Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) menentukan selambat-lambatnya 16 Mei 2012 perguruan tinggi harus terakreditasi.

"Di PTS seluruh Jateng sekira 30 persen dari 1.000 program studinya belum terakreditasi. Jika belum terakreditasi, otomatis tidak dapat mengeluarkan ijazah. Sesuai PP itu, hanya perguruan tinggi yang terakreditasi yang dapat mengeluarkan ijazah," ujarnya di sela-sela Rapat Koordinasi Pimpinan PTS Bidang Akademik di Kantor Kopertis VI Jateng kemarin.

Kopertis sudah mendorong seluruh PTS di wilayah Jateng segera mengajukan akreditasi kepada BAN PT. Paling tidak dapat mengejar tenggat waktu sesuai PP tersebut. Dia mengakui, sejumlah PTS masih terkendala proses akreditasi. Di antaranya berkaitan persyaratan dosen yang mengajar harus memenuhi kualifikasi pendidikan minimal S-2.

"Persoalannya tidak semua program studi pada jenjang S-2-nya ada. Seperti program studi bidang kesehatan, program magisternya beberapa belum ada lantaran memang yang linier dan relevan dengan bidang keilmuannya tergolong sedikit," paparnya.

Kendala lainnya ialah kesiapan PTS mengajukan akreditasi. Dengan tenggat waktu dua bulan lagi, hal itu terlalu pendek untuk proses akreditasi yang biasanya memakan waktu lama. "Kami akan berkoordinasi dengan PTS untuk segera mengajukan akreditasi agar dapat diusulkan. Setelah itu, nanti bagaimana BAN PT akan meloloskan atau tidak sebelum tanggal tersebut," katanya.

Wakil Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Seluruh Indonesia (Aptisi) Laode Masihu Kamaludin menerangkan, pemerintah hingga kini masih terfokus terhadap pengembangan dan pemberian bantuan, seperti bantuan pendidikan dan penelitian di perguruan tinggi negeri (PTN) saja. Sementara PTS, nasibnya kurang beruntung dengan berjuang sendiri di tengah ketatnya persaingan antar-PT.

"Saya rasa sekarang sudah tidak zamannya lagi PTS dianaktirikan. Semua perguruan tinggi semestinya diperlakukan sama," tandas Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang ini.

Laode menambahkan, persyaratan mendapatkan akreditasi juga mendiskualifikasikan PTS. Karena itu, pemerintah diharapkan berperan memberikan perhatian dalam persoalan ini. "Bentuk bantuan bisa dilakukan melalui penyediaan formulir karena rata-rata soal formulir saja mereka tidak tahu," ujarnya. (susilo himawan/koran si)(//rfa)

Sumber : http://kampus.okezone.com/read/2012/03/21/373/597124/tak-terakreditasi-pts-tak-bisa-terbitkan-ijazah

Senin, 12 Maret 2012

WANTED MAHASISWA PGSD

Senin, 05 Maret 2012

Jenis-jenis Penelitian Lengkap serta Pengertiannya

Jenis-jenis Penelitian
Menurut  bidang ada 3 yaitu :
1.      Penelitian Akademik (Mahasiswa S1, S2, S3), ciri/penekanan :
·         Merupakan sarana edukasi
·         Mengutamakan validitas internal (cara yang harus benar)
·         Variabel penelitian terbatas
·         Kecanggihan analisis disesuaikan dengan jenjang (S1, S2, S3)
2.      Penelitian Profesional (pengembangan ilmu, teknologi dan seni), ciri/ penekanan :
·         Bertujuan mendapatkan pengetahuan baru yang berkenaan dan ilmu, teknologi dan seni.
·         Variabel penelitian lengkap
·         Kecanggihan analisis disesuaikan kepentingan masyarakat ilmiah
·         Validitas internal (cara yang benar) dan validitas eksternal (kegunaan dan generalisasi) diutamakan
3.      Penelitian Institusional (perumusan kebijakan atau pengambilan keputusan), ciri/penekanan :
·         Bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pengembangan kelembagaan
·         Mengutamakan validitas eksternal (kegunaan)
·         Variabel penelitian lengkap (kelengkapan informasi)
·         Kecanggihan analisis disesuaikan untuk pengambilan keputusan.
·          
Berdasarkan tujuannya penelitian dibagi menjadi 2 yaitu :
·         Murni : mencari terhadap sesuatu karena ada perhatian atau keingintahuan terhadap hasil suatu aktifitas. Hasil dari penelitian ini adalah pengetahuan ilmu dan pengertian-pengertian tentang atau serta hubungan-hubungan. Pengetahuan umum ini untuk memecahkan masalah-masalah praktis.
·         Terapan  : penelitian yang hati-hati, sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera pada keperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu sebagai suatu penemuan yang baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada.
Berdasarkan metodenya, penelitian dibagi menjadi :
1.  Survey : Penelitian ini sering disebut sebagai penelitian normatif atau penelitian status. Penelitian survei biasanya tidak membatasi dengan satu atau beberapa varibel.Para penelitian pada umumnya dapat menggunakan variabel serta populasi yang luas sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Hasil yang dari penelitian survey juga dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan seperti berikut:
1)      Penelitian inji dapat digunakan sebagai bentuk awal penelitian yang direncanakan untuk ditindaklanjuti dengan penelitian-penelitian lain yang lebih spesifik.
2)      Dengan penelitian survey, para peneliti dapat melakukan eksplorasi dan deskriptif sebagai tujuan penelitian.
3)      Dengan penelitian ini, mereka juga dapat melakukan klasifikasi terhadap permasalahan yang hendak dipecahkan kemudian

2.      Expostfacto : Penelitian ini disebut penelitian ex-postfakto karena para peneliti berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan mereka tidak perlu memberikan perlakuan terhadap variabel yang diteliti.Pada penelitian ini variabel bebas dan variabel terikat sudah dinyatakan secara eksplisit, untuk kemudian dihubungkan sebagai penelitian korelasi atau diprediksi jika variabel bebas mempunyai pengaruh tertentu pada variabel terikat.Sedangkan untuk mencari hubungan maupun prediksi, seorang peneliti sudah dianjurkan menggunakan hipotesis sebagai petunjuk dalam pemecahan permasalahan penelitian.

3.      Ekperimen : Penelitian ekperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang ada.Karena dalam penelitian eksperimen para peneliti melakukan tiga persyaratan dari suatu bentuk penelitian.Ketiga persyaratan tersebut, yaitu kegiatan mengontrol, memanipulasi, dan observasi.Dalam penelitian eksperimen peneliti juga harus membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi dua grup, yaitu grup treatment atau yang memperoleh perlakuan dan grup control yang tidak memperoleh perlakuan.Penelitian eksperimen karene peneliti sudah melkukan kegiatan mengontrol meke hasil penelitian dapat menentukan hubungan kausal atau sebab dan akibat.Penelitian eksperimen juga diharuskan menggunakan hipotesis dan melalui pengamatan, peneliti menguji hipotesis tersebut dalam kondisi eksperimen, yaitu kondisi yang sudah dimanipulasi sedemikian rupa (laboratorium), sehingga tidak ada kontaminasi diantara variabel yang diteliti.Bidang kedokteran, pertanian, psikologi dan bidang teknik adalah diantara bidang-bidang ilmu pengetahuan yang banyak menggunakan penelitian eksperimen.
4.      Naturalistic                : metode penelitian untuk meneliti kondisi objek alami. Metode penelitian ini disebut juga penelitian kualitatif.
5.      Policy research            : penelitian yang meneliti masalah-masalah sosial yang mendasar.
6.    Action research           : penelitian yang digunakan untuk meneliti metode kerja yang paling efektif dan efesien
7.      Evaluasi                       : mencari jawaban tentang pencapaian tujuan yang digariskan sebelumnya. Evaluasi disini mencakup formatif (melihat dan meneliti pelaksanaan program), Sumatif (dilaksanakan pada akhir program untuk mengukur pencapaian tujuan)
8.      Sejarah                        : penelitian sejarah adalah  peneliti yang lebih memfokuskan pencarian data dengan metode wawancara pada pelaku sejarah, misalnya para pimpinan yang terlibat dan tokh-tokoh masyarakat yang mengalami dan menggunakan sumber-sumber lain termasuk objek peninggalan kejadian, prasasti, dan buku-buku yang berkaitan erat dengan peristiwa yang diteliti. Tujuan dari kegiatan tersebut ialah untuk memperoleh gambaran secara objektif terhadap peristiwa besar atau objek yang diteliti.
9.      Research and development (R & D) : metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tertentu. Bersifat analisis kebutuhan dan menguji keefektifan pruduk supaya dapat berfungsi dimasyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji produk tersebut. bersifat longitudinal. Banyak digunakan dibidang ilmu alam dan teknik (produk elektronik, kendaraan bermotor, obat-obatan, dsb). Bisa juga di bidang sosial.

Berdasarkan tingkatan eksplanasi, penelitian dibagi menjadi 3 yaitu :
1.      Deskriptif : Mempelajari masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, sikap, pandangan, proses yang sedang berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena; pengukuran yang cermat tentang fenomena dalam masyarakat. Peneliti menegmbangkan konsep, menghimpun fakta, tapi tidak menguji hipotesis;
2.  Komparatif  : Penelitian Komparatif atau perbedaan adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk membedakan atau membandingkan hasil penelitian antara dua kelompok penelitian.
3.      Asosiatif  :
Bedasarkan waktu, penelitian dibagi menjadi 2 yaitu :
1.      Cross sectional            : Penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses kompromi (silang) terhadap beberapa kelompok subjek penelitian dan diamati/diukur satu kali untuk tiap kelompok subjek penelitian tersebut sebagai wakil perkembangan dari tiap tahapan perkembangan subjek (menembak satu kali terhadap satu kasus)

2.   Longitudinal               : Penelitian longitudinal adalah salah satu jenis penelitian sosial yang membandingkan perubahan subjek penelitian setelah periode waktu tertentu. Penelitian jenis ini sengaja digunakan untuk penelitian jangka panjang, karena memakan waktu yang lama. Karakteristik dan cakupan utama dari penelitian longtudinal meliputi (Ruspini,2000; Taylor et.al., 2000):
1)      Data dikumpulkan untuk setiap variabel pada dua atau lebih periode waktu tertentu.
2)      Subjek atau kasus yang dianalisis sama, atau setidaknya dapat diperbandingkan antara satu periode dengan periode berikutnya.
3)      Analisis melibatkan perbandingan data yang sama dalam satu periode dengan antar metode yang berbeda


Untuk Mendownload File lengkapnya dapat di download di link bawah ini
-Download Now (mediafire)

Masih Banyak Guru Belum Paham PTK

BEKASI (Pos Kota) – Masih banyak guru, baik tingkat TK, SD, SMP hingga SMA yang belum sepenuhnya memahami apa itu Penelitian. Tindakan Kelas (PTK). Padahal guru PNS yang ingin mengajukan kenaikan golongan, PTK ini menjadi syarat wajib yang harus dilaksanakan.
Bisa jadi karena kegiatan menulis belum mendarah daging di kalangan guru-guru. Hal inilah yang juga menjadi sebab mengapa Guru PNS sulit mencapai pangkat di atas IV/A karena kemampuan guru membuat karya tulis ilmiah masih rendah.
Demikian yang mengemuka pada workshop PTK yang digelar Prima Edutama pimpinan Suparjan HR Kartono, event organizer (EO) yang peduli akan perkembangan pendidikan, di Aula SMAN 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Sabtu (18/2/2012). Nara sumber dua juara kompetensi PTK tingkat Nasional, Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd dan Drs Dedi Dwitagama M.Sc.
“Sebagai awalan untuk meningkatkan semangat dan kemampuan menulis, disarankan agar guru-guru memiliki blog pribadi. Karena jika sudah terbiasa, pembuatan KTI pun akan mudah dilakukan,” kata Wijaya Kusumah yang akrab dipanggil Omjay di dunia maya seperti blog dan jejaring sosial lainnya.
“Hal inilah yang juga menjadi penyebab mengapa guru Pegawai Negeri Sipil  sulit mencapai pangkat di atas golongan IV/A. Itu karena salah satunya, kemampuan guru membuat karya tulis ilmiah masih rendah,” kata Dedi Dwitagama di hadapan 150 guru peserta workshop asal Jabodetabek.
Dalam workshop ini, terpilih 3 judul proposal peserta yang dianggap memenuhi syarat untuk ditindak lanjuti penelitian lapangan. Masing-masing “Kunjungan Ke Pengusaha Kecil Sebagai Upaya Menigkatkan Jiwa Entereupreuner Siswa SMA Al Muslim Kelas XII IPS” oleh Siti Mugi Rahayu S.Pd, Guru ekonomi, SMA Al Muslim.
“Penggunaan Metode Tutor Sebaya Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Mudzakkar dan Muannats Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas 5 SDIT Islamiah Tahun Pelajaran 2011/2012 oleh Mulyana S.Pd.I.
“Penggunaan Alat Peraga Bukti-Bukti Transaksi Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Jurnal Umum Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Semester Genap di SMAN 1 Tambun Selatan Tahun Pelajaran 2012-2013″ oleh Nani Roslinda, S.Pd, M.Pd, guru akuntansi SMAN 1 Tambun Selatan.
(aliem/t/sir)
Teks Gbr-Dua naraumber juara kompetensi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tingkat Nasional, Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd dan Drs Dedi Dwitagama M.Sc memberi materi pada workshop PTK yang digelar Prima Edutama pimpinan Suparjan HR Kartono, event organizer (EO) yang peduli akan perkembangan pendidikan, di Aula SMAN 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.(nur aliem).
— —
Sumber:
http://www.infodiknas.com/masih-banyak-guru-belum-paham-ptk/
http://www.poskotanews.com/2012/02/19/masih-banyak-guru-belum-paham-ptk/

Guru Malas Ngajar Kena Sanksi

Sanggau – Sedikitnya empat orang guru berada di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Kapuas, Sanggau harus menjalani sidang disiplin.
Pemicu, karena keempat guru tersebut merupakan tenaga pengajar di beberapa sekolah dasar (SD). Karena kedapatan bolos alias tidak mengajar dalam waktu tertentu.
“Sidang disiplin ini, dilaksanakan, untuk menerapkan dan menegakkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS),” ujar Abang Usman, Kacabdin Dikpora, Kecamatan Kapuas kepada Equator, kemarin.
Dipaparkan Usman, pada pasal 8 ayat 9 huruf a, b, dan c secara jelas mengatur tentang aturan main bagi PNS, yang tidak menjalankan tugasnya mulai dari teguran sampai pada membuat pernyataan resmi bermeterai, yang ditandatangani oleh guru bersangkutan yang isinya tidak mengulangi lagi perbuatan yang sama. “Sanksinya bervariasi mulai yang ringan hingga terberat. Untuk keempat PNS kita berikan sanksi ringan saja. Kita lebih kepada pembinaan,” tegasnya.
Dibeberkannya, dari jumlah guru SD/MI di Kecamatan Kapuas mencapai 670 orang. Dari sebanyak itu, tentunya satu atau dua orang ada yang ogah-ogahan mengajar. Untuk itu, sangat penting dilaksanakan penerapan PP tersebut. “Guru yang bermasalah, akan kita lakukan pembinaan bukan hukuman. Kita tegaskan, kami bukan menghukum mereka, tapi lebih fokus pada pembinaan,” tegasnya.
Upaya yang dilaksanakan Usman ternyata berbuah manis. Pasalnya, setelah mendapatkan teguran, para guru-guru yang tadinya malas untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, kini sudah kembali mengajar seperti biasa. (SrY)

Info by :
http://www.infodiknas.com/guru-malas-ngajar-kena-sanksi/
http://www.equator-news.com/radar-timur/sanggau/guru-malas-ngajar-kena-sanksi

Pengumuman Lomba Menata Kelas

Pengumuman untuk semua warga PGSD angkatan 2009 sampai 2011

Prodi PGSD akan mengadakan LOMBA MENATA KELAS :
-yang bisa dimulai besok sampai tanggal 14 meret 2012
-Tim juri akan mulai menilai kelas pada tanggal 12-15 maret 2012
-dan pengumuman Juara untuk lomba ini akan di umumkan tanggal 16 Maret 2012 sehabis senam jumat pagi
-Rubrik penilaiannya antara lain :
1. kebersihan
2. Kerapian
3. Keindahan
4. managemen kelas (administrasi kelas, struktur Kepengurusan kelas, dena kelas, dll)
5. diskripsi tema kelas

*catatan : besok tanggal 6 maret 2012 jam 12.30 diharapkan PK dan wakil PK berkumpul di Lab Ke SD.an Untuk membahas lebih lanjut tentang lomba ini.*

Terimakasih

Info by : Dep. Infokom

Selasa, 10 Januari 2012

207 Pengaruh Bermain Peran (Role Playing) dalam Meningkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris

Oleh Nani Shofiatun, S.Pd.
Salah satu tugas guru adalah membantu anak didik untuk bisa berlaku sebagaimana yang dilakukan oleh orang lain. Berbagai bentuk permainan, cerita-cerita sejarah, biografi maupun cerita-cerita yang lain dapat membantu anak didik untuk mencapai keterampilan tersebut.
Bercerita tentang apa yang dirasakan orang lain kadang-kadang ada manfaatnya. Guru yang telah berhasil menggunakan sosiodrama akan beranggapan bahwa metode tersebut lebih baik dibanding metode-metode yang lain.
Role playing atau disebut juga dengan istilah sosiodrama adalah permainan yang dilakukan oleh anak didik tentang satu situasi. Kegiatan tersebut biasanya spontan tanpa dipersiapkan atau dilatih terlebih dahulu. Kegiatan tersebut dilaksanakan tanpa menggunakan kostum atau naskah cerita tertentu. Latar belakang dari sesuatu situasi didiskusikan dan kemudian bagian-bagian yang ada diseleksi. Biasanya anak didik memilih di antara beberapa topik yang diberikan kepada mereka. Naskah pendek yang dibawakan biasanya sudah mengandung situasi permasalahan. Dan sesudah sosiodrama berlangsung masing-masing individu mendiskusikan bagaimana perasaan-perasaan mereka.
Main peran disebut juga main simbolik, pura-pura, make-believe, fantasi, imajinasi, atau main drama, sangat penting untuk perkembangan kognisi, sosial, dan emosi anak pada usia tiga sampai enam tahun (Vygotzky, 1967; Erikson, 1963).
Metode role playing (bermain peranan) pada pengajaran yang direncanakan secara baik, dapat menanamkan pengertian peranan orang lain pada kehidupan bermasyarakat, menanamkan kemampuan bertanggung jawab dalam bekerja sama dengan orang lain, menghargai pendapat dan kemampuan orang lain, dan belajar mengambil keputusan dalam hubungan kerja kelompok.
Keuntungan penggunaan role playing menurut Cheppy H.C. (1980:124-125) yaitu:
  1. Membantu anak didik untuk berlaku, berpikir dan merasakan apa yang dirasakan orang lain.
  2. Menggambarkan situasi hubungan antarmanusia secara realistis.
  3. Dapat mengungkapkan sejarah kehidupan untuk anak didik.
  4. Mengembangkan daya imajinasi anak didik.
  5. Memperkaya hal-hal baru dalam belajar mengajar.
  6. Menumbuhkan perasaan dan emosi dalam belajar.
  7. Memberanikan anak didik berhubungan dengan masalah-masalah kontroversial dengan cara yang realistis.
  8. Berguna untuk mengubah sikap.
Sedangkan kelebihan dan kekurangan metode sosiodrama atau role playing menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006:89-90), adalah sebagai berikut:

  • Kelebihan metode role playing
  1. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.
  2. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu main drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
  3. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak.
  4. Kerja sama antarpemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
  5. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
  6. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.
  • Kelemahan metode role playing
  1. Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif.
  2. Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
  3. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas.
  4. Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.
Untuk dapat menerapkan metode role playing (bermain peranan) pada pengajaran secara baik dan terarah, guru harus menjelaskan dulu teknik metode ini secara jelas kepada siswa yang akan melaksanakannya. Selanjutnya guru memilih dan menentukan topik atau pokok bahasan yang komprehensif yang dapat didramatisasikan. Melalui latihan yang baik dan teratur, pokok bahasan ini dapat dilakonkan di muka kelas. Dengan cara ini, minat dan perhatian murid terhadap pelajaran yang terlalu kaku dan menjemukan, dapat disegarkan kembali melalui metode ini. Sosiodrama yang menyakinkan, dapat membangkitkan minat anak didik kepada pengajaran secara keseluruhan. Untuk meningkatkan kognisi dan psikomotor murid-murid melalui metode sosiodrama dan bermain peranan ini, setelah dramatisasi itu dilaksanakan, guru mengadakan diskusi dengan murid secara keseluruhan tentang topik dan pelaksanaan drama tadi. Dengan demikian, kognisi dan psikomotor murid secara keseluruhan dapat pula ditingkatkan melalui bimbingan drama tersebut. Jadi, dramatisasi dan permainan peranan itu menjadi lebih bermakna sebagai suatu metode interaksi edukatif yang lebih terpadu. Pada kesempatan ini, guru dan murid tetap melakukan pembinaan konsep dan pengembangan generalisasi sampai kepada menarik kesimpulan-kesimpulan tentang role playing (bermain peranan) tadi.

Adapun petunjuk dalam pelaksanaan role playing menurut Cheppy H.C. (tanpa tahun:126), antara lain:
  1. Berikan kesempatan kepada anak didik untuk memilih peranannya sendiri. Mereka akan memerankannya dengan lebih baik apabila mereka sendiri yang memilih bagiannya. Apa yang telah dipilih barangkali mempunyai arti tersendiri bagi dirinya.
  2. Di dalam melaksanakan kegiatan sosiodrama yang pertama kali sebaiknya guru juga mengambil sesuatu peran. Tindakan ini bisa menambah kegairahan anak untuk bermain peranan (role playing).
  3. Diskusikan terlebih dahulu situasi yang akan dimainkan, tetapi jangan sampai membatasi anak didik tentang apa yang akan diutarakan dan bagaimana mereka menghayati perannya. Biarkan anak didik menentukan sendiri.
  4. Usahakan situasi benar-benar jelas dan terang.
  5. Diskusikan pelaksanaan sosiodrama tersebut. Diskusi bisa dimulai dari aktor atau aktris itu sendiri, bagaimana perasaan mereka setelah bermain.
  6. Ulangi situasi tersebut, baik dengan bercerita yang sama maupun tidak.
  7. Upayakan agar semua pihak bisa mengambil peranan.
Untuk meningkatkan kognisi dan psikomotor murid-murid melalui metode role playing (bermain peranan) ini, setelah dramatisasi itu dilaksanakan, guru mengadakan diskusi dengan murid secara keseluruhan tentang topik dan pelaksanaan drama tadi. Dengan demikian, kognisi dan psikomotor murid secara keseluruhan dapat pula ditingkatkan melalui bimbingan drama tersebut. Jadi, dramatisasi dan permainan peranan itu menjadi lebih bermakna sebagai suatu metode interaksi edukatif yang lebih terpadu. Pada kesempatan ini, guru dan murid tetap melakukan pembinaan konsep dan pengembangan generalisasi sampai kepada menarik kesimpulan-kesimpulan tentang sosiodrama dan bermain peranan tadi.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006:88) mengemukakan pendapatnya mengenai metode role playing, yaitu, “Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakainannya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.”

Adapun Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya (1997:81) memberikan pendapatkan tentang metode role playing, yaitu, “Suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau penghayatan seseorang, seperti yang dilakukan dalam hubungan sosial sehari-hari dalam masyarakat.”

Metode role playing (bermain peranan) dalam proses belajar mengajar digunakan:
  1. Apabila kita ingin menerangkan suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut orang banyak, kita beranggapan lebih baik didramatisasikan daripada diceritakan karena akan lebih jelas.
  2. Apabila kita ingin melatih anak-anak agar mereka dapat menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat sosial psikologis.
  3. Apabila kita akan melatih anak-anak agar mereka dapat bergaul dan memberi pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya. (Nana Sudjana, 2005:84-85).
Salah satu tugas guru adalah membantu anak didik untuk bisa berlaku sebagaimana yang dilakukan oleh orang lain. Berbagai bentuk permainan, cerita-cerita sejarah, biografi maupun cerita-cerita yang lain dapat membantu anak didik untuk mencapai keterampilan tersebut.
Bercerita tentang apa yang dirasakan orang lain kadang-kadang ada manfaatnya. Guru yang telah berhasil menggunakan sosiodrama akan beranggapan bahwa metode tersebut lebih baik dibanding metode-metode yang lain.

Petunjuk pelaksanaan role playing antara lain:
  1. Berikan kesempatan kepada anak didik untuk memilih peranannya sendiri. Mereka akan memerankannya dengan lebih baik apabila mereka sendiri yang memilih bagiannya. Apa yang telah dipilih barangkali mempunyai arti tersendiri bagi dirinya.
  2. Di dalam melaksanakan kegiatan sosiodrama yang pertama kali sebaiknya guru juga mengambil sesuatu peran. Tindakan ini bisa menambah kegairahan anak untuk bermain peranan (role playing).
  3. Diskusikan terlebih dahulu situasi yang akan dimainkan, tetapi jangan sampai membatasi anak didik tentang apa yang akan diutarakan dan bagaimana mereka menghayati perannya. Biarkan anak didik menentukan sendiri.
  4. Usahakan situasi benar-benar jelas dan terang.
  5. Diskusikan pelaksanaan sosiodrama tersebut. Diskusi bisa dimulai dari aktor atau aktris itu sendiri, bagaimana perasaan mereka setelah bermain.
  6. Ulangi situasi tersebut, baik dengan bercerita yang sama maupun tidak.
  7. Upayakan agar semua pihak bisa mengambil peranan.
Harap diingat bahwa guru jangan terlalu banyak memberikan aturan-aturan permainan. Sebaliknya, guru justru memberikan kebebasan sepenuhnya kepada para siswa. Jika hal itu benar-benar dilaksanakan, maka situasi sosial yang didramatisasikan akan serupa benar dengan kejadian yang sesungguhnya. Hal itu akan sangat menguntungkan bagi para siswa yang menjadi penonton (sekaligus sebagai penilai).
Dalam penggunaan metode role playing ini ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil, antara lain:

Guru
Guru tidak boleh bersikap apriori. Setiap individu akan menghayati situasi sosial menurut caranya sendiri. Apa yang akan ia lakukan, keputusan apa yang akan ia pilih jika ia berada dalam situasi sosial seperti itu, semua harus diserahkan kepada pemeran yang bersangkutan.

Siswa
Dramatisasi ini akan berhasil kalau para siswa yang berperan dapat menjiwai situasinya, dapat bertingkah laku dan bersikap seperti dalam situasi sosial yang sesungguhnya.

Bahan
Sesuatu yang didramatisasikan akan baik hasilnya, jika bahan itu cocok dengan para pemeran yang akan memerankannya. Bahan harus dipilih dengan cermat. Kriteria yang harus diperhatikan antara lain:
  1. Bahan harus sesuai dengan perkembangan jiwa siswa.
  2. Bahan harus memperkaya pengalaman sosial siswa.
  3. Bahan harus cukup mengandung sikap dan perbuatan yang akan didramatisasikan siswa.
  4. Bahan hendaknya tidak mengandung adegan-adegan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, agama, kepribadian bangsa Indonesia.

Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan. Di dalamnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan anak didik, ketika guru menyampaikan bahan pelajaran kepada anak didik di kelas. Bahan pelajaran yang guru berikan itu akan kurang memberikan dorongan (motivasi) kepada anak didik apabila penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang tepat. Di sinilah kehadiran metode menempati posisi penting dalam penyampaian bahan pelajaran.

Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode justru akan mempersulit bagi guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi anak didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan pengajaran. Karena itu, dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru sebaiknya memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan metode sebelum kegiatan belajar dilaksanakan di kelas.

Pada kelas-kelas permulaan, diperlukan aktivitas yang pada umumnya bertumpu pada bahan-bahan bukan bacaan. Dalam hal ini penyelenggaraan sinau wisata mempunyai kedudukan tinggi dalam proses belajar mengajar. Dramatisasi secara sederhana ternyata sangat berguna untuk memberikan kesempatan kepada mereka memperagakan pengalaman belajarnya. Peragaan dan permainan memang dirasakan dapat membantu banyak. Membacakan bahan kepada seluruh anak di kelas secara jelas merupakan aktivitas utama dari proses belajar mengajar pada kelas-kelas ini. Demikian juga halnya dengan aktivitas penyusunan bagan oleh anak didik bersama-sama guru hendaknya seringkali digunakan.

Role playing atau sosiodrama adalah permainan yang dilakukan oleh anak didik tentang satu situasi. Kegiatan tersebut biasanya spontan tanpa dipersiapkan atau dilatih terlebih dahulu. Kegiatan tersebut dilaksanakan tanpa menggunakan kostum atau naskah cerita tertentu. Latar belakang dari sesuatu situasi didiskusikan dan kemudian bagian-bagian yang ada diseleksi. Biasanya anak didik memilih di antara beberapa topik yang diberikan kepada mereka. Naskah pendek yang dibawakan biasanya sudah mengandung situasi permasalahan. Dan sesudah sosiodrama berlangsung masing-masing individu mendiskusikan bagaimana perasaan-perasaan mereka.

Metode role playing atau sosiodrama ini digunakan apabila:
  1. Keterangan secara lisan tidak dapat menerangkan pengertian yang dimaksud.
  2. Memberikan gambaran mengenai bagaimana orang bertingkah laku dalam situasi sosial tertentu.
  3. Memberikan kesempatan untuk menilai atau memberikan pandangan mengenai suatu tingkah laku sosial menurut pandangan masing-masing.
  4. Belajar menghayati sendiri keadaan “seandainya saya berada dalam situasi sosial seperti yang dialami sekarang ini (yang disosiodramakan).”
  5. Memberikan kesempatan untuk belajar mengemukakan penghayatan sendiri mengenai suatu situasi sosial tertentu dengan mendramatisasikannya di depan penonton dan bukan memberikan keterangan secara lisan.
  6. Memberikan gambaran mengenai bagaimana seharusnya seseorang bertindak dalam suatu situasi sosial tertentu. Abu Ahmadi, dan Joko Tri Prasetya, 1997:82).
Metode memainkan peran tokoh masyarakat (sociodrama), sangat efektif untuk menanamkan pengertian-pengertian tentang kehidupan sosial yang sangat asing bagi siswa. Dengan peran spontan ini seakan-akan anak benar-benar menghayati dunia yang baru saja diperkenalkan kepadanya.

Sedangkan materi bahasa Inggris yang dapat dipetaskan melalui metode role playing ini, misalnya naratif. Dalam pelaksanaannya siswa secara berkelompok diminta untuk menentukan tema cerita yang akan dipentaskan, misalnya: Cinderella, Malin Kundang, Snow White, dan sebagainya. Kemudian membuat teks (naskah drama) dan mempelajarinya secara seksama. Sebelum diadakan pementasan akan lebih baik apabila dilakukan latihan-latihan, sehingga pada saat tampil sudah dalam keadaan perfect.

Berdasarkan penjelaskan di atas, dapat diketahui bahwa metode role playing yang dipergunakan secara baik dan tepat oleh guru dalam proses belajar mengajar rupanya mempunyai peranan dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Minggu, 08 Januari 2012

Pengumuman Penerimaan Proposal PKM-KT (PKM-AI dan PKM-GT) tahun 2012 oleh dikti

Penerimaan Proposal PKM-KT (PKM-AI dan PKM-GT) tahun 2012

Written by Rusdan Tafsili
Thursday, 05 January 2012 11:23

Kepada Yth : Rektor/Ketua/Direktur Perguruan Tinggi Negeri,
Koordinator Kopertis Wilayah I s.d XII
di
Seluruh Indonesia.


Bersama ini dengan hormat kami sampaikan bahwa, Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Pendidikan Tinggi memberi kesempatan kepada mahasiswa perguruan tinggi negeri maupun swasta untuk mengajukan usulan proposal Program Kreativitas Mahasiswa Karya Tulis (PKM-KT) yaitu : Program Kreativitas Mahasiswa Artikel Ilmiah (PKM-AI) dan Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang akan didanai tahun 2012.

Perlu kami informasikan bahwa pedoman pengajuan usulan proposal dan tata cara pengiriman proposal ke Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Dit. Litabmas) dapat di download pada website : http://dikti.kemdiknas.go.id, dengan headline : Pedoman PKM 2011.

Sehubungan hal tersebut di atas kami mohon bantuan Saudara berkenan menginformasikan program dimaksud kepada mahasiswa di perguruan tinggi Saudara, dengan persyaratan sebagai berikut :

  1.  Setiap usulan proposal dibuat rangkap 2 (dua);
  2. Softcopy Proposal dimasukan dalam 1 (satu) CD/DVD dibuat per Perguruan Tinggi 
  3. Surat pengantar resmi dari perguruan tinggi dengan dilampirkan print out rekap daftar seluruh proposal dari Perguruan Tinggi Saudara sesuai form terlampir, dan dikirimkan ke alamat : 

Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 
Gedung Dikti Lt.4, Jl. Jend. Sudirman Pintu Satu Senayan, Jakarta.

4. Sedangkan file rekap daftar seluruh proposal (dalam format file Excel) dari Perguruan Tinggi Saudara tersebut mohon dikirim via email ke alamat : pkm.dp2m@dikti.go.id, cc: usulanpkm@gmail.com

Batas waktu pengajuan usulan selambat-lambatnya tanggal 09 Maret 2012 pukul 16.00 WIB.
Apabila pengiriman proposal dan email rekapitulasi data proposal lewat dari batas waktu yang telah ditentukan, maka proposal dari perguruan tinggi Saudara tidak akan diproses.

Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.


Direktur Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat,


ttd

Suryo Hapsoro Tri Utomo
NIP. 195609011985031003
Tembusan Yth :
1. Dirjen Pendidikan Tinggi (sebagai laporan)
2. Wakil/Pembantu Rektor; Ketua; Direktur Bidang Kemahasiswaan
3. Sekretaris Kopertis wilayah I s/d XII

Lampiran

Attachments: 


Surat Pengajuan Usul PKM-AI dan PKM-GT                    70 Kb

Sumber : http://dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2623:penerimaan-proposal-pkm-kt-pkm-ai-dan-pkm-gt-tahun-2012&catid=68:berita-pengumuman&Itemid=160 

Rabu, 04 Januari 2012

Pengumuman PPKTI


PENGUMUMAN
Dalam rangka menyambut datangnya acara PPKTI (Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah) yang diselenggarakan pada :
          Hari/Tanggal        : senin, 16 januari 2012
          Pukul                    : 07.00 – selesai
          Tempat       : lantai 5 gedung  pasca sarjana

Maka segera dipersiapkan adalah :

Pembentukan Kelompok, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. 1 kelompok beranggota 3 orang


2. Anggota kelompok harus berbeda angkatan, dengan komposisi kelompok sebagai berikut :


    • 1 kelompok terdiri dari 2 orang angkatan 2011 dan 1 orang angkatan 2010, atau
    • 1 kelompok terdiri dari 2 orang angkatan 2009 dan 1 orang angkatan 2010


3. Setiap kelas di haruskan mengumpulkan tikar sebanyak 5 tikar.


4. Membayar Rp. 25.000,00.


5. Nama anggota kelompok , Tikar dan Pembayaran PPKTI dikumpulkan paling lambat tanggal

   12  Januari 2012 di perpus PGSD lantai 1. (Tikar Diberi Tanda Atau Nama).

Info lebih rinci, hub panitia PPKTI :

Estu   (085736094216)

Intami   (085648062206)

Senin, 02 Januari 2012

PERPUSTAKAAN PGSD

Pemberitahuan

Kepada mahasiswa PGSD Universitas PGRI Adi Buana Surabaya yang meminjang buku perpustakaan PGSD, mohon segera dikembalikan.

batas akhir pengembalian buku hari jum'at 6 januari 2012 diruang 1C perpustakaan PGSD lantai 1 gedung anwar yasin.

jika pengembalian buku melebihi tanggal tersebut, makaikenakan denda Rp. 500/hari/buku.
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India